Selasa, 26 Agustus 2014

GUA MARIA TRITIS

GUA MARIA TRITIS, WONOSARI

Gua Maria Tritis Wonosari merupakan Gua Alam yang memiliki stalaktit dan stalakmit nan menawan. (Tritis merupakan salah satu kata dalam bahasa Jawa yang berarti tetesan air ; dan air itu menetes dari stalaktit. Air itu kemudian ditampung untuk digunakan sebagai obat), letaknya yang jauh dari perkampungan penduduk membuat Gua ini terkesan “ angker “ dan  “ sunyi “. Gua tersebut berada di pantai selatan Jawa, dekat Samudera India. Kondisi Gua masih sangat alamiah.
Penemuan Gua ini bermula dari permintaan Romo Al Hardjasudarma, SJ ; Pastor Paroki St Petrus Kanisus Wonosari, kepada beberapa anak sekolah di SDK Sanjaya Giring (Stasi Singkil), sekitar 3 km sebelah Gua Maria Tritis untuk membuat Gua tiruan menjelang Misa Natal pada tanggal 25 Desember 1975. Kemudian salah seorang dari anak-anak itu memberitahu pastor itu tentang Gua alam yang indah yang terletak tidak jauh dari rumahnya. Inilah permulaan dari pembangunan Gua Maria Tritis, Wonosari. Suasana di sekitar Gua Maria Tritis sangat hening. Keheningan itu sangat terasa pada saat melakukan prosesi jalan salib karena menelusuri jalan-jalan sunyi dan lengang. Stasi-stasi berada diantara semak-semak, dulu lokasi ini dinilai angker oleh penduduk setempat sehingga jarang dilewati. Lokasi jalan salib terletak di Dusun Bulu, Desa Giring, Kecamatan Paliyan. Pada musim kemarau daerah ini tampak kering kerontang, namun menjadi sangat rimbun dan teduh pada musim hujan.
Sejak pembangunan Gua Maria Tritis, tempat ini ramai dikunjungi umat, apalagi selama bulan Mei dan Oktober. Para peziarah umumnya tiba pada saat yang bersamaan waktunya, sekitar pukul 09.00 di terminal Wonosari dan tiba di Gua sekitar pukul 11.00. Kemudian mereka meninggalkan Gua sekitar pukul 13.00 dan langsung menuju tempat rekreasi pantai selatan seperti Pantai Baron, Kukup, Krakal, Sundak dan lain-lain. Gereja Paroki Wonosari menyediakan pelayanan perayaan Ekaristi bagi para peziarah.

GUNUNG GROWONG ITU MENJADI GUA MARIA TRITIS
Pada tahun 1975 Romo Hardjosudarmo, SJ bertugas di Paroki Wonosari, beliau juga membina para murid SD Sanjaya di Dusun Pengos, Kelurahan Giring, Kecamatan Paliyan. Pada tanggal 25 Desember 1975 itu beliau bersama para murid SD Sanjaya merayakan Misa Natal di Gedung SD Sanjaya karena waktu itu di lingkungan SD Sanjaya belum mempunyai Kapel. Setiap akan diadakan Misa Natal Romo membuat “ Gua “ dari kertas, melihat hal itu ada seorang murid berkata kepada Romo : “ Romo tidak usah membuat Gua dari kertas karena di tempat saya ada Gua asli “. Lalu Romo pun bertanya, “ Gua asli bagaimana ? “. Murid itu hanya menjawab, “ Gunung itu growong artinya berlobang besar “.
Maka pada suatu hari Romo dihantar oleh muridnya itu ke gunung growong itu. Sampai di dalam Gua, Romo kagum dengan keindahan alam yang baru pertama kali di jumpainya, sehingga Romo berniat menjadikan Gua tersebut sebagai tempat berdoa bagi umat Katolik.
Tak lama setelah peristiwa itu Romo menemui Bapak R. Radio Sutirto, Kepala Desa Giring. Tujuannya adalah untuk meminta izin agar Gua Tritis itu boleh di pergunakan untuk berdoa bagi umat Katolik. “ Pak, bagaimana kalau Gua Tritis itu saya jadikan tempat sembayang bagi umat Katolik ? “. Apakah di perkenankan atau tidak ? “. Tanpa menunggu keesokan harinya Bapak Kepala Desa itu menyetujui permintaan Romo Hardjosudarmo, SJ itu.
Berkat dukungan dan kerjasama masyarakat Dusun Bulu jalan menuju ke Gua dalam waktu kurang lebih dari satu bulan sudah dapat di lewati walaupun waktu itu keadaannya belumlah sempurna seperti sekarang. Dan padat tahun 1979 Gua Maria Tritis di resmikan oleh Romo Lamers, SJ dengan memasang Patung Bunda Maria. Sejak saat itu tempat itu di namai Gua Maria Tritis.

Gua nya Alami dan sangat BESAR






Tidak ada komentar:

Posting Komentar