GUA MARIA TRITIS, WONOSARI
Gua Maria Tritis Wonosari merupakan Gua Alam yang
memiliki stalaktit dan stalakmit nan menawan. (Tritis merupakan salah satu kata dalam bahasa Jawa yang berarti
tetesan air ; dan air itu menetes dari stalaktit. Air itu kemudian ditampung
untuk digunakan sebagai obat), letaknya yang jauh dari perkampungan penduduk
membuat Gua ini terkesan “ angker “ dan
“ sunyi “. Gua tersebut berada di pantai selatan Jawa, dekat Samudera
India. Kondisi Gua masih sangat alamiah.
Penemuan Gua ini bermula dari permintaan Romo Al
Hardjasudarma, SJ ; Pastor Paroki St Petrus Kanisus Wonosari, kepada beberapa
anak sekolah di SDK Sanjaya Giring (Stasi Singkil), sekitar 3 km sebelah Gua
Maria Tritis untuk membuat Gua tiruan menjelang Misa Natal pada tanggal 25
Desember 1975. Kemudian salah seorang dari anak-anak itu memberitahu pastor itu
tentang Gua alam yang indah yang terletak tidak jauh dari rumahnya. Inilah
permulaan dari pembangunan Gua Maria Tritis, Wonosari. Suasana di sekitar Gua
Maria Tritis sangat hening. Keheningan itu sangat terasa pada saat melakukan
prosesi jalan salib karena menelusuri jalan-jalan sunyi dan lengang.
Stasi-stasi berada diantara semak-semak, dulu lokasi ini dinilai angker oleh
penduduk setempat sehingga jarang dilewati. Lokasi jalan salib terletak di
Dusun Bulu, Desa Giring, Kecamatan Paliyan. Pada musim kemarau daerah ini
tampak kering kerontang, namun menjadi sangat rimbun dan teduh pada musim
hujan.
Sejak pembangunan Gua Maria Tritis, tempat ini ramai
dikunjungi umat, apalagi selama bulan Mei dan Oktober. Para peziarah umumnya
tiba pada saat yang bersamaan waktunya, sekitar pukul 09.00 di terminal
Wonosari dan tiba di Gua sekitar pukul 11.00. Kemudian mereka meninggalkan Gua
sekitar pukul 13.00 dan langsung menuju tempat rekreasi pantai selatan seperti
Pantai Baron, Kukup, Krakal, Sundak dan lain-lain. Gereja Paroki Wonosari
menyediakan pelayanan perayaan Ekaristi bagi para peziarah.
GUNUNG GROWONG ITU MENJADI GUA MARIA
TRITIS
Pada tahun 1975 Romo Hardjosudarmo, SJ bertugas di Paroki
Wonosari, beliau juga membina para murid SD Sanjaya di Dusun Pengos, Kelurahan
Giring, Kecamatan Paliyan. Pada tanggal 25 Desember 1975 itu beliau bersama
para murid SD Sanjaya merayakan Misa Natal di Gedung SD Sanjaya karena waktu
itu di lingkungan SD Sanjaya belum mempunyai Kapel. Setiap akan diadakan Misa Natal
Romo membuat “ Gua “ dari kertas, melihat hal itu ada seorang murid berkata
kepada Romo : “ Romo tidak usah membuat Gua dari kertas karena di tempat saya
ada Gua asli “. Lalu Romo pun bertanya, “ Gua asli bagaimana ? “. Murid itu
hanya menjawab, “ Gunung itu growong
artinya berlobang besar “.
Maka pada suatu hari Romo dihantar oleh muridnya itu ke
gunung growong itu. Sampai di dalam Gua, Romo kagum dengan keindahan alam yang
baru pertama kali di jumpainya, sehingga Romo berniat menjadikan Gua tersebut sebagai
tempat berdoa bagi umat Katolik.
Tak lama setelah peristiwa itu Romo menemui Bapak R.
Radio Sutirto, Kepala Desa Giring. Tujuannya adalah untuk meminta izin agar Gua
Tritis itu boleh di pergunakan untuk berdoa bagi umat Katolik. “ Pak, bagaimana
kalau Gua Tritis itu saya jadikan tempat sembayang bagi umat Katolik ? “.
Apakah di perkenankan atau tidak ? “. Tanpa menunggu keesokan harinya Bapak
Kepala Desa itu menyetujui permintaan Romo Hardjosudarmo, SJ itu.
Berkat dukungan dan kerjasama masyarakat Dusun Bulu jalan
menuju ke Gua dalam waktu kurang lebih dari satu bulan sudah dapat di lewati
walaupun waktu itu keadaannya belumlah sempurna seperti sekarang. Dan padat
tahun 1979 Gua Maria Tritis di resmikan oleh Romo Lamers, SJ dengan memasang
Patung Bunda Maria. Sejak saat itu tempat itu di namai Gua Maria Tritis.
Gua nya Alami dan sangat BESAR |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar